Label

Senin, 04 Agustus 2008

Filosofi Kucing

KUCING, PEMBURU TERBAIK

Kemarin malam pas gue lagi nongkrong di kantin kampus, gue sempat liat gimana kucing sedang berburu. Di depan dia ada tikus berukuran sedang, kayanya tikus ini lagi maen petak umpet sama rombongannya, soalnya ni tikus ngendap-ngendap sambil liat sekeliling. Si kucing entah karena lapar atau memang naluri berburunya sendang membara, matanya tidak lepas dari buruannya. Sedikit saja si tikus bergerak kekanan, mata si kucing langsung kekanan, si tikus kekiri mata si kucing kekiri juga, si tikus tiarap mata si kucing ikut tiarap (nahlo). Pokoknya si kucing memfokuskan matanya pada si tikus yang satu ini. Malahan sesekali ada tikus yang lebih besar lewat di dekat si kucing, si kucing ga perduli, matanya tetap pada buruan awal. Si kucing tetap focus sambil membuat posisi kuda-kuda eh kucing-kucing yang tepat untuk siap menerkam buruannya. Lebih istimewa lagi ketika si kucing mampu bersabar menunggu waktu yang tepat untuk menerkam si tikus. Akhirnya pada hitungan kesekian si kucing melompat dan menerkam si tikus lalu membawa tikus itu pulang untuk dikenalkan dengan keluarga si kucing.
Ini adalah filosofi yang diajarkan si kucing bahwa ketika berburu, jadilah pemburu yang fokus pada buruannya. Walaupun di tengah jalan ada yang lebih menggiurkan dari buruan awal, jangan tergoda, karena bisa saja semuanya menjadi buyar karena tidak fokus pada tujuan.Y
Y kucing adalah salah satu spesies yang memiliki kemampuan berburu, ketenangan dan insting membuat kucing menjadi salah satu pemburu handal. Di perkotaan kucing memiliki ilmu tambahan untuk hidup, yaitu merayu. Kucing biasanya mengaeong dan mengelus untuk memperoleh targetnya.

Tidak ada komentar: