Label

Minggu, 18 Januari 2009

PUISI TUK PERI


PUISI TUK PERI

Hai peri, selamat pagi
Pagi ini, sama seperti hari sebelumnya kau sungguh indah
Senyum mu yang menyambut pagi, membuat aku bernyanyi
Sapa lembutmu seperti embun dikelopak bunga
Yang sungguh menyejukan hatiku
Tatap matamu layaknya mentari pagi yang hangatkan ku
Belaimu kunanti layaknya pagi menanti aroma bunga
Selamat pagi peri, selamat pagi cinta
Jalanilah indah hari ini dengan indah senyumanmu
Dan ku kan selalu menemanimu, dengan peluk ku disisimu

Selamat siang peri
Seperti pagi tadi, kau masih tetap indah menawan hati
Kerling matamu membuat laguku tetap dan tak henti
Gerai rambutmu membuat aku rasa teduh, walau terik sangat mentari
Indahmu selalu tetap dan tak henti
Dan nyanyian dari puisi kuberikan tuk menemani
Jalani hari bersama indah mu wahai kau peri
Dan ku takan berhenti bernyanyi, hanya untukmu peri

Selamat malam peri
Kini terlihat lelah di wajahmu yang cantik
Sehari penuh kau mengisi harimu dengan peluh
Namun dengan senyum kau tetap jalani indah hari
Kau terlihat lelah, namun kau tetap cantik
Wajahmu tetap bersinar indah
Kau memang tiada dua wahai peri
Kini kau akan istirahatkan tubuhmu
Kau akan memeluk malam dan bersandar pada lelap
Tidurlah sayangku, cintaku yang indah
Aku akan menjaga disisi hingga kau terjaga
Aku tetap disini menemani,
mencipta puisi dan menyanyikannya di sisi ranjangmu
Aku akan tetap disini menjagamu,
dari dinginnya pedang-pedang malam yang siap mengusikmu,
dari taring-taring angin malam yang beku yang meremuk tulang
Aku akan menjagamu tetap disini
Dan aku akan meminta pada peri-peri mimpi,
agar menaburkan serbuk-serbuk mimpi indah diranjangmu
dan kau pun bermimpi indah
Agar kau esok kembali menyambut pagi dengan indah senyummu itu
Dan kau berikan indah itu padaku
Hanya untuk ku, selalu untuk ku
Dan puisi ini ku cipta hanya untukmu
Periku, cintaku, sayangku, pujaan hatiku, selalu.
Hanya kamu,,,,,,,;

Minggu, 07 Desember 2008

Malaikat Menangis


Malaikat Menengis


nafasnya adalah perih

tatapnya adalah duka

detak tubuhnya adalah lagu luka

malaikat itu berairmata

sayapnya patah dan terpasung

hingga tak mampu dia terbang

lalu jatuh dan terbuang

diantara tawa manusia

hey... adakah yang mau menerima malaikat tak bersayap

adakah yang mau menjadi sandarannya

dimana dia bertumpu, sementara tak ada yang berharap padanya

hanya berpura untuk sesiapa

berharap dia tetap diterima

tak ingin membagikan luka

bahagia memberikan tawa

walau hatinya menangis pilu

dia ingin hibur siapa saja yang didekatnya lewat canda

walau takan ada yang bisa hibur dia

ingin malaikat itu membawa terbang peri yang dikaguminya

namun dia bertanya? dengan apa, sayapku telah tiada.

diapun bergumam didalam jiwanya; apakah terbangkannya bisa bahagiakan peri itu?

apakah aku cukup baginya?

akh....

sudahlah...

aku hanya malaikat yang tak bersayap, jauh dan terbuang

Minggu, 28 September 2008

filosofi hati mati

gw baru baca buletin temen yang bicara tentang jatuh cinta. intinya tulisan itu bilang saatnya kita belajar jatuh cinta. banyak hal yang harus dimulai....
tapi jujur untuk memulai, untuk jatuh cinta itu perlu sesuatu, yaitu hati. kalaupun punya hati, harus dipastikan apakah hati itu kosong atau telah di isi oleh kepahitan dan rasa sakit yang melahirkan kebencian yang mendalam.
kalaupun hati itu kosong dan bisa di isi oleh cinta, perlu dipastikan apakah hati itu siap mencintai atau malah taku akan cinta.
tolong cari kan aku toko yang menjual hati siap pakai, aku mau jatuh cinta lagi........

Senin, 08 September 2008

cool

Jauh dan Terbuang

Jauh dan Terbuang

Aku melihat diriku sendiri dalam keadaan yang terpuruk. Terjatuh dan remuk tanpa kekuatan apapun yang mampu menopangku. Aku melihat diriku merangkak mencoba berpindah tubuh dalam kelemahan yang mendalam. Aku berusaha mencari kekuatanku di dalam diriku, namun tampaknya hatiku telah mati dan mengusir semua kuat di dalam diriku yang sendiri. Kini aku mencoba melihat sekitarku, apakah ada seseorang yang mampu menjadi penopang ku, mengulurkan tangan untuk kuraih. Tampaknya memang tiada sesiapapun yang mampu kuraih, semuanya hanya diam bahkan mungkin tertawa di dalam jiwa mereka yang haus akan kepuasan. Aku tak tahu lagi di mana aku mencari, di rumah aku pun mengalami kepedihan ketika aku menjadi seseorang yang tak berprestasi yang membanggakan. Pada cinta aku telah beku, sehingga aku tak peka akan kehangatannya, rasaku telah mati, bahkan mungkin mereka bersyukur tidak menjadi bagian dari cintaku yang hina dan tak berharga. Pada sahabat, tampaknya mereka pun harus tetap berdiri tegak untuk menjadi sandaran bagi kekasih mereka, sementara untuk menopangku mereka harus menundukan sedikit badannya, tampaknya itu sulit karena mereka pun tak ingin aku mencampuri kehidupan cinta mereka yang memang lebih penting dari aku. Di rumah Tuhan para pemuja tak menginginkan aku karena aku dianggap tidak sama dengan mereka yang selalu hidup di bawah perintah-Nya yang agung. Di manapun aku berpijak, aku terbuang, tak akan berarti apapun yang kuberikan pada siapapun. Aku tertolak dan terpuaskan akan kesendirian yang mendalam. Kebekuan ini menguasai aku amat dalam. Saat aku menangis, air mataku dianggap tipuan layaknya racun yang mematikan. Kini aku tak lagi berair mata, aku tak lagi memiliki hati untuk menangis, aku hanya tertawa jika aku terluka. Apakah aku begitu hina, sehingga kenangan tentang aku yang indah tak mampu membuat mereka berhenti menolak aku, apakah mereka tak ingat bagaimana dulu aku berair mata dan mereka berusaha menyekanya, begitu pula air mata mereka menjadi bagian jiwaku saat aku memeluk mereka. Apakah kenangan itu telah pergi, apakah kenangan itu hanya berarti bagiku dan tak berarti apapun bagi mereka, aku tak tahu. Kini aku merindukan tangisanku yang dulu, dan aku ingin mencinta lagi yang kini aku telah lupa bagaimana rasanya mencinta. Aku jatuh, terpuruk namun dibiarkan hidup dalam lukaku yang membelenggu.

MAWAR ITU MEMUAKAN, MADU ITU PAHIT, TERIK MENTARI ITU BEKU, SENYUM ITU MENYAKITKAN, JIKA DITOLAK SAAT DIBERIKAN.

Filosofi Air Hangat

IKAN DAN AIR HANGAT

(filosofi Air Hangat)

Di daerah pedalaman asia ada sebuah gunung es yang di kakinya mengalir satu sungai, di mana di hulu sungai tersebut ada sumber mata air yang dihuni seekor ikan yang setiap hari berenang dan bernyanyi (kaya play group ya). Ikan tersebut sangat menyenangi mata air tersebut, karena mata air tersebut memiliki sumber air panas dari gunung dan airnya terasa hangat, padahal itu adalah gunung es. Ikan dan sungai tersebut saling menemani dalam setiap hari-harinya, mereka bersahabat dekat, bahkan sangat dekat. Keduanya sudah saling sangat mengenal satu dengan yang lainnya dan memberi senyuman dalam tiap hari mereka. Suatu hari ikan tersebut berenang ke perairan yang jauh dan lama kembali. Setelah kembali si air menegur si ikan, kenapa pergi jauh sekali sobat lama kembali lagi, kata si air. Si ikan menjawab dengan canda, aku emang lagi pingin main, dan buat apa si kamu tanya-tanya itu, kata si ikan. Lalu kisah itu berlalu begitu saja sampai suatu hari si ikan pergi lagi meninggalkan mata air tersebut. Setelah lama, baru si ikan kembali dan mencoba menegajak si air bercengkrama seperti biasa. Keduanya saling bermain bersama, namun si ikan merasa ada yang aneh dengan si air dan si ikan menanyakan kepada sahabatnya itu. Hei air apa yang terjadi denganmu, kenapa kamu terasa dingin sekali? Si air hanya diam. Ikan kembali bertanya kepada air, kamu kenapa? Apa ada yang salah dengan aku, sehingga kamu ga mau kasih kehangatan yang biasa kamu kasih ke aku? Si air tak memberikan jawaban apapun, bahka air tersebut semakin dingin dan si ikan semakin tak nyaman dengan suhu air tersebut. Si ikan semakin bertanya dalam hatinya, apa yang salah dengan aku, kenapa dia begitu dingin kepada aku. Si air akhirnya berusaha menjelaskan kepada si ikan, aku memang dingin, tapi bukan kamu yang salah sahabatku. Aku berusaha memberikan kehangatanku kepadamu, namun memang sudah tidak bisa. Tidak ada yang salah denganmu, kesalahan ada pada sumber airku yang memang tak lagi mengeluarkan air hangat, sebenarnya ini telah terjadi sebelum kau pergi kemarin, namun aku berusaha memberikan sisa kehangatanku kepadamu, saat kau pergi semuanya benar-benar berhenti, aku tak lagi memiliki kehangatan ku. Bagaimana aku bisa menghangatkanmu sementara aku sendiri menggigil sendiri dalam tiap hariku, tak ada sesuatu atau siapapun yang menemaniku saat aku kehilangan kehangatanku. Aku pun tak bisa memanggil siapapun untuk menemaniku dalam kedinginan yang menggigil. Satu-satunya kehangatan yang tersisa dariku adalah air mata ku sendiri. Tak ada yang salah denganmu, hanya saja kau terlalu lama pergi, jadi saat kau kembali, perubahan ini terasa sangat kepadamu. Seandainya kamu ga pergi terlalu lama, mungkin kamu ga akan terlalu merasakan perubahan ini karena sesungguhnya perubahan ini terjadi secara perlahan. Jadi saat kau kembali, perubahan itu sudah begitu drastis. Aku sendiri kedinginan, lalu kau meminta kehangatan yang aku punya dulu, bagaimana aku menjawabnya sobat. Apa yang aku harus berikan kepadamu, aku tak tahu. Semakin hari ini berlalu aku semakin dingin dan akan membeku karena aku tak memiliki kekuatan untuk menghangatkan aku dan gunung di atasku akan membekukan aku. Akupun tak tahu jika kau tak pergi lama kemarin apakah aku bisa tetap hangat, jadi ini bukan salahmu. Aku hanya kecewa, aku hanya ingin saat aku menggigil kehilangan kehangatanku aku ditemani oleh nyanyian dan tarianmu yang dulu selalu ada untukku. Paling tidak aku tak sendiri di sini. Tapi yah sudahlah sahabatku, aku tahu bahwa aku hanya sahabat dan aku tak berhak melarang kemanapun kau ingin berenang dan berkelana. Itu hidupmu, dan aku hanya sebagian kecil dari hidupmu. Karena aku tahu kau bisa hidup tanpa aku, kau bisa mencari mata air lain atau kau bisa mencari laut yang akan memberikan mu banyak hal dalam hidupmu. Tak ada yang perlu disesali, ini terjadi bukan karena kau pergi, tapi karena aku sendiri yang memang begini. Bukan salahmu sahabat dan aku memang bukan yang dulu kau kenal. Bukan hanya kamu yang tak nyaman dengan aku, banyak ikan telah pergi meninggalkan aku karena mereka hanya akan ada disini untuk kehangatanku saja dan aku bukan yang dulu mereka kenal, karena aku dingin dan penuh kebencian kepada siapapun. Lebih baik kau pergi sebelum kau mati membeku di sungaiku. Paling tidak berharaplah agar mentari menyinari aku dan menghangatkan ku sedikit. Si ikan pun menjauh sambil melihat sahabatnya perlahan berubah menjadi es beku yang takan mungkin tersentuh olehnya lagi. Sahabatnya mati dan membeku.

Filosofi Hati

Tak Punya Hati

(Filosofi Hati)

Kemarin ada perkelahian kecil antara aku dan seorang atlit penyandang cacat. Ceritanya waktu itu habis terima medali dia senyum dan lambaikan tangan sama gue, tapi gue biasa aja liat dia, tanpa ekspresi. Tapi itu bukan karena gue sepele, tapi emang lagi males senyum aja. Eh dia nyamperin, dia langsung labrak gue, eh anak muda, jangan sok lu, buat senyum aja apa sih susahnya, kata dia. Kayak masalah lu paling berat sedunia aja, tambahnya. Karena gue ga mau ribut, jadi gue diem aja. Eh dia tambah marah dan orasi di depan gue. Dia bilang, apapun masalah lu ga ada apa-apanya dengan jalan hidup yang gue lewati, dengan satu kaki dan satu kaki palsu, gue bisa tetep jadi atlit lari, kata dia. eh lu yang badannya lengkap mau sok stress, ga pantas. Minimal dalam hidup lu bisa bagikan senyum lah. Akhirnya gue tersenyum kecil dan ngomong sama dia, gue lagi ga perduli sama masalah gue itu apa, tapi kalo emang lu mau tahu, oke kita ngobrol, kata gue. Kalo lu punya prestasi walaupun lu cacat, itu memang satu perjuangan dan gue hargai itu, tapi biar lu tahu bahwa kekuatan yang terbesar adalah hati manusia. Makanya lu mudah senyum, karena lu masih punya hati., dan akhirnya itu jadi kekuatan penganti kaki lu yang hilang, kata gue. Sementara gue sendiri sudah lupa gimana rasanya ketawa, karena hati gue dah lama beku n mati. Walaupun badan gue lengkap, gue menjadi lemah karena gue kehilangan satu anggota tubuh gue, dan itu adalah hati gue, pusat kekuatan hidup gue. Makanya kehilangan hati berarti kehilangan segalanya yang ada sama gue. Bahkan gue ga punya kekuatan untuk senyum, bagaimana gue bisa berjuang untuk hidup seperti yang lu bilang. Bahkan gue juga ga bisa nangis, karena gue udah ga bisa bedain mana sedih, mana senang, buat gue rasanya sama saja, yaitu menyakitkan. Lalu gue pergi

Filosofi Anjing

PANTASKAH ANJING PROTES PADA SAHABATNYA

(Filosofi Anjing)

Kemarin ada anjing yang datang ke gue, dia curhat sampe terkaing kaing kaya anjing (lho kan dia emang anjing?). Dia cerita bagaimana hatinya sedang terluka oleh sahabatnya atau yang lebih popular tuannya. Bagi anjing itu si tuan adalah sahabat terbaik yang disayang dengan segenap jiwa dan bulu yang ada padanya. Ketika si tuan sedang marah, si anjing pasti kena damprat oleh tuannya itu, bahkan tidak jarang si anjing kena tendang. Namun itu tidak masalah bagi si anjing, suatu saat si tuan sedang sedih dan sendiri dan tak ada yang menemani, si anjing setia disampingnya memberikan penghiburan semampunya sebagai seorang sahabat. Ketika sedang BT si anjing yang akan diajak main oleh si tuan, dan sebagai sahabat, si anjing tak pernah keberatan diperlakukan apapun untuk menyenangkan tuannya, dia tetap setia. Sampai pada suatu saat si tuan punya kucing baru dalam hidupnya, ini membuat hidupnya lebih berwarna, karena karakter si kucing lebih lembut dari si anjing. Si kucing senang dibelai dan membelai tuannya terlebih karena kucing ditempatkan di dalam rumah, sementara anjing tempatnya diluar rumah, bagaimana mungkin bisa membelai tuannya. Perhatian sahabatnya itu sekarang lebih kepada kucing barunya yang bisa mempesonakan lewat gerak tubuh yang menawan dan rayuan yang memang adalah bakat seekor kucing. Kini si anjing tidak bisa memasuki ruang dimana sahabatnya sedang mesranya bersama kucingnya yang baru. Waktu indah yang dulu sering dilewati bersama sudah pudar terkena bulu kucing yang halus. Kini anjing itu hanya bisa menjadi penjaga digaris luar dan tidak boleh memasuki ruang yang bisa dimasuki si kucing. Anjing itu hanya bisa diam menahan sedih dan sepi yang dalam, namun ketika tuannya menhampirinya dia berusaha riang karena tak ingin tuannya tahu apa yang dirasa olehnya. Tapi yang pasti dia kehilangan namun juga sesungguhnya senang melihat tuannya bahagia. Keadaan ini membuat si anjing dilema terhadap perasaanya sendiri. Tangisan si anjing kini hanya bagaikan lolongan di tengah malam yang sepi, tak ada yang mengerti lolongan itu artinya apa bahkan terkesan menakutkan. Suatu hari anjing itu berusaha menyenangkan tuannya dengan benda kesayang si tuan, memang saat itu si tuan menyenangi pemberian si anjing, namun tampaknya kehadiran si kucing tetap lebih menyenangkan bagi si tuan. Si anjing hanya bisa tersenyum kecil bersama liurnya yang terus menetes. Tak terasa pembicaraan aku dan si anjing hingga larut malam dan dia harus menemui majikannya itu untuk menjaganya, akhirnya si anjing ijin pamit ke gue. Sebelum pergi aku sempat menawarkan sesuatu kepada si anjing, bagaimana kalo lo jadi sahabat gue aja? Si anjing tersenyum dan menggoyangkan ekornya, dia mengatakan sesuatu yang menyedihkan: aku diciptakan sebagai mahluk yang setia, ketika aku telah menjadi sahabat, aku akan tetap menjadi miliknya, walau aku didera, dipukul, disiksa, dibuang atau mungkin dibunuh, aku akan tetap setia menjadi sahabat. Bahkan ketika aku telah dicampakan dan dia ingin aku kembali, aku masih ada untuknya. Aku tak pantas protes, karena aku adalah anjing, aku tak bisa memiliki karena aku yang dimiliki. Lalu si anjing pergi dengan lolongan yang panjang dan pilu. Aku berkata dalam hati, apakah ada yang lebih setia dari pada anjing.

Senin, 04 Agustus 2008

Filosofi Orang Makan Kue

DIA ADE GUE

Sebelumnya gue ucapin selamat buat ade gue yang baru lulus dan bakalan dapet komunitas baru. Selamat ya de, nanti di tempat yang baru jangan nakal, hehe.
Beberapa bulan yang lalu gue sempet ngenalin ade gue sama salah satu kue yang menurut dia kue itu manis dan enak. Singkat cerita dia jadi sering makan kue itu, ngelewatin banyak hal sambil makan kue itu (kecuali ke wc). Setelah beberapa lama dia sering makan kue itu suatu saat dia sakit perut, karena kue itu ternyata ga cocok sama perutnya. Akhirnya dia sakit karena makan kue itu, lebih parah lagi ada orang yang bilang dia rakus, itu bikin dia sakit luar dalam. Jelas aja gue marah dan tersinggung sama orang yang ngomong gitu, gue ga terima ada orang yang berfikir buruk sama orang yang gue saying, sampe-sampe gue mau bangun pasukan untuk bikin perang kaya di film kolosal. Gue sedih banget waktu denger itu, jujur gue sedih dan sampe nangis. Tapi gue urng karena gue ga mau makin banyak orang yang ngebahas ade gue yang sakit gara-gara makan kue plus dibilang rakus. Kisah itu berakhir untuk beberapa waktu sampai ade gue ketemu kue baru yang masih ada hubungannya dengan kue yang lama. Kayanya dia juga suka sama kue yang baru ini, dia mulai sering ngelewatin banyak hal bersama kue ini, kayanya kue ini lebih manis dan enak dari kue sebelumnya. Tapi kayanya gue kurang antusias, gue ga mau liat dia getol banget makan kue ini, gue gat au dia suka makan kue ini karena emang kuenya enak atau dia mau nunjukin bahwa perutnya ga se lemah sebelumnya, gue ga tau, tapi yang pasti gue ga terlalu suka. Gue cumin ga mau kalau ada lagi orang yang berfikir dan ngomong yang jelek tentang dia cumin karena dia seneng makan kue ini. Gue ga mau dia di cap rakus atau yang lebih parah kalau-kalau ada yang bilang dia maruk. Gue pengen banget ngomong ke dia, tapi gue takut kalo-kalo dia ngerasa gue ngelarang-larang dia apa lagi menghambat kesenangan dia. Padahal dia itu ade gue, gue sayang banget sama dia.

Filosofi Kucing

KUCING, PEMBURU TERBAIK

Kemarin malam pas gue lagi nongkrong di kantin kampus, gue sempat liat gimana kucing sedang berburu. Di depan dia ada tikus berukuran sedang, kayanya tikus ini lagi maen petak umpet sama rombongannya, soalnya ni tikus ngendap-ngendap sambil liat sekeliling. Si kucing entah karena lapar atau memang naluri berburunya sendang membara, matanya tidak lepas dari buruannya. Sedikit saja si tikus bergerak kekanan, mata si kucing langsung kekanan, si tikus kekiri mata si kucing kekiri juga, si tikus tiarap mata si kucing ikut tiarap (nahlo). Pokoknya si kucing memfokuskan matanya pada si tikus yang satu ini. Malahan sesekali ada tikus yang lebih besar lewat di dekat si kucing, si kucing ga perduli, matanya tetap pada buruan awal. Si kucing tetap focus sambil membuat posisi kuda-kuda eh kucing-kucing yang tepat untuk siap menerkam buruannya. Lebih istimewa lagi ketika si kucing mampu bersabar menunggu waktu yang tepat untuk menerkam si tikus. Akhirnya pada hitungan kesekian si kucing melompat dan menerkam si tikus lalu membawa tikus itu pulang untuk dikenalkan dengan keluarga si kucing.
Ini adalah filosofi yang diajarkan si kucing bahwa ketika berburu, jadilah pemburu yang fokus pada buruannya. Walaupun di tengah jalan ada yang lebih menggiurkan dari buruan awal, jangan tergoda, karena bisa saja semuanya menjadi buyar karena tidak fokus pada tujuan.Y
Y kucing adalah salah satu spesies yang memiliki kemampuan berburu, ketenangan dan insting membuat kucing menjadi salah satu pemburu handal. Di perkotaan kucing memiliki ilmu tambahan untuk hidup, yaitu merayu. Kucing biasanya mengaeong dan mengelus untuk memperoleh targetnya.

Filosofi Iguana

TEMAN HIDUP YANG BAIK

Buat semua teman ku, yang dekat, jauh, terlihat, ataupun tak kasat oleh mata di dunia ataupun di akhirat, surat ini untuk kalian.
Buset,,, kata pembukanya serem banget! Tapi yang pasti cerita ini memang buat para Sahabat gue. Kita mulai ceritanya : eng-ing-eng…. (musik mencekam)/(serem lagi dong, hehe).
Jadi gini kemarin gue ketemu temen lama gue, dia kayanya dalam keadaan gawat darurat, bingung dan setengah linglung. Dia punya teman hidup yang udah lama nempel sama dia, temennya itu adalah Iguana kesayangannya dia. Iguana itu selalu menjadi teman kemanapun dia pergi, mereka sangat rapat dan saling mengenal antara satu dengan yang lainnya (lebai banget gue ya), paling ga saling kenal bau masing-masing lah, yang satu bau kodok yang satu bau orang (kok jadi kodok?), maksudnya bau Iguana (ada yang tau bau Iguana ga). Singkat cerita, pokoknya mereka saling menyayangi dan karena temen gue ini sering nganter Iguananya pulang kerumah dan si Iguana sering nemenin temen gue makan siang bareng keluarga temen gue, akhirnya keluarga masing-masing pun sudah saling mengenal. Pokoknya orang-orang di kampus sudah pada tahu kalo mereka berdua ini pasti nempel kaya amplop sama perangko. Hubungan mereka berlangsung sudah sekitar 3 tahun lebih (hebat ya). Pokoknya semuanya dilewati dengan langkah kaki bersama (gimana caranya nyamain kaki Iguana sama kaki orang ya). Tapi ada sesuatu yang bikin gue kepikiran sama mereka berdua. Kayanya temen gue bergantung banget sama ni Iguana (wah posisi gantungnya gimana ya), padahal kan seharusnya Iguananya yang bergantung sama temen gue kan? Pernah di awal hubungan mereka si Iguana ninggalin temen gue sambil gigit hidung temen gue, terang aja temen gue teriak kesakitan apalagi dia malu kan hidungnya bengkak sebelah gitu. Lebih sakit lagi pas dia tahu kalo tuh Iguana sebenarnya belum yakin sama temen gue ini makanya tuh Iguana kabur. Tidak beberapa lama tuh Iguana nyamperin temen gue lagi, tau gak apa yang terjadi dengan temen gue? Dia bukannya kabur, eh malah nyamperin si Iguana itu juga. Akhirnya mereka deket lagi, bareng lagi, temenan lagi, sampai akhirnya membangun hubungan lagi. Mereka semakin deket, lebih deket dari sebelumnya. Makin banyak acara makan siang dan nganter pulang. Kayanya temen gue udah lupa kalo hidungnya sekarang compang-camping karena pernah digigit Iguana dan si Iguana kayanya menyesal udah nyakitin temen gue. Hari demi hari berguguran, daun berubah, cuaca berlangsung (sori kebalik). Singkat kata mereka berdua melewati banyak waktu bersama dan terus menerus saling menemani. Sampai pada suatu masa si Iguana kembali melakukan hal yang sama, hidung temen gue digigit lagi, temen gue teriak lagi sampe nangis, apalagi hidungnya tambah amburadul karena bekas gigitan dua kali, eh si Iguana malah pergi dengan alasan bermacam-macam yang intinya memerlukan jaminan hidup yang lebih jelas dari temen gue (hebat ada Iguana ngerti asuransi). Lagi-lagi temen gue terpuruk karena kesedihannya ditinggal dan digigit Iguana. Tapi temen gue ga perduli dia tunjukan dia mampu melewati hari sulit dengan seorang diri ditambah dorongan dan doa dari keluarga dan para Sahabat terbaiknya. Dia berjanji bahwa gigitan ini adalah gigitan terakhir dan itu ga akan pernah terjadi lagi baik di dunia maupun di akhirat (apa ada yang pernah liat Iguana di akhirat?), ga ada lagi kesempatan buat si Iguana untuk bisa gigit gue katanya. Suatu waktu si Iguana kayanya mulai menunjukan gerak-gerik mendekati temen gue lagi, si Iguana mulai minta waktu untuk nolongin dia bantuin beberapa hal. Temen gue awalnya cuman pengen sekedar bantu sebagai kawan lama, eh makin hari makin keterusan. Si Iguana makin sering ajak temen gue jalan, dan mereka kayaknya deket lagi. Hal ini jelas aja bikin gue dan beberpa orang Sahabatnya yang lain kayak orang iseng bakar jenggot, kelojotan deh. Gue ga mau temen gue nantinya makin deket dan bangun hubungan lagi terus digigit lagi sampe hidungnya habis, kan kasihan. Setiap kali dia mau jalan, gue dan Sahabat yang lain coba tegur dia untuk tidak jatuh pada lubang yang sama. Awalnya dia ngangguk-ngangguk kaya anak ayam lagi diomelin nyokapnya, tapi makin kesini dia makin sering aja nemuin si Iguana. Gue dah sering ingetin dia, tapi kayanya dia sayang banget sama tuh Iguana, makanya dia tetep aja nemuin tuh Iguana. Sekarang dia dalam posisi yang ga enak, kayanya ini yang bikin dia bingung dan linglung deh. Dia bingung menentukan posisi antara Sahabat dan Iguananya. Dia cerita ke gue, gue bingung bro kata dia, malah gue malu lagi, semuanya tahu gue pernah digigit sampe hidung gue berantakan. Dia hanya diam dan nunggu gue ngomong, akhirnya gue coba nenangin dia, ada beberapa pesan yang gue kasih ke dia, dan ada juga yang gue cuman sebut dalam hati ada :
1. Lu ga usah bingung bro, karena bingung ga bingung lu bakalan tetep nyamperin si Iguana kan?
2. Lu ga boleh ngerasa bahwa Sahabat-Sahabat lu ngejauhin lu karena lu membuat satu keputusan yang tidak disuka sama para Sahabat lu, mereka bukan tidak suka, mereka cuman ga mau lu terluka lagi oleh hal yang sama.
3. Walaupun Sahabat tidak menyukai apa yang ada didiri lu, tapi Sahabat yang baik akan tetap berada di samping Sahabatnya sampai kapanpun walaupun merasa tidak nyaman terhadap hal yang tidak disukai itu.
4. Jangan pernah berfikir teguran dan nasihat adalah bagian dari hukuman untuk meninggalkan lu sendiri, kapanpun lu butuh, Sahabat akan selalu ada, jadi kalo nanti lu terluka dan teguran Sahabat terbukti benar, jangan malu untuk datang dan bercerita tentang luka lu, Sahabat lu pasti akan meluk lu bro.
5. Apapun, siapapun yang lu pilih untuk jadi teman hidup yang baik buat lu, suka atau tidak suka sama pilihan lu, Sahabat harus terima pilihan lu seperti Sahabat menerima lu dengan baik.
6. Sahabat cuman bisa mengingatkan, pilihan ada di tangan lu bro.
7. Terkadang Sahabat memandang masalah lu dengan cara yang lebih luas dari pada diri lu sendiri memandang masalah lu, karena mereka memandang dan menilai tanpa emosional yang membabi buta, jadi wajar saja kalau Sahabat memberikan penilaian yang terkadang tidak kita harapkan.
Sekarang terserah lu bro mau membuat keputusan apa, pertimbangkan dan renungkan apa yang akan lu pilih.
Untuk Sahabat terbaik……………………………………………………………………y




y Iguana adalah mahluk yang tenang, ketika dekat dengan manusia, sangat dekat, biasanya ditaruh di tangan disandarkan dibahu atau diletakan dipangkuan. Kedekatan dan ketenangannya akan sangat berbahaya ketika iguana menjadi agresif, dia bisa melukai kapanpun walau itu pemiliknya sekalipun.

Selasa, 08 Juli 2008

Korelasi Hegemoni, Kapitalisme dan Konstruksi Sosial

Korelasi Hegemoni, Kapitalisme dan Konstruksi Sosial

Sistem ekonomi-politik kapitalisme memastikan bahwa perolehan laba yang maksimal adalah prioritas utama, dengan cara apapun bahwa modal produksi yang telah dikeluarkan harus menghasilkan keuntungan. Untuk mewujudkan hal tersebut media dengan sistem ekonomi-politik kapitalis akan berusaha melihat faktor-faktor produksi yang bisa dimanfaatkan untuk memperoleh laba maksimal. Pada situasi ini, seperti yang diutarakan sebelumnya, bahwa media melihat bahwa wanita merupakan aset yang menguntungkan jika dikomoditikan. Segala apa yang ada pada wanita bisa dijadikan “barang jual”. Anggapan bahwa wanita merupakan aset yang menguntungkan membuat media berusaha menempatkan wanita pada posisi menonjol dalam setiap tayangan, karena kapitalis yakin bahwa wanita adalah objek menarik yang paling dicari dan dinanti oleh khalayak, dan sudah tentu tayangan sinetron yang disiarkan akan mendapat rating tinggi jika semakin banyak dicari oleh khalayak. Ketertarikan khalayak inilah yang dimanfaatkan oleh media untuk melakukan penggunaan tubuh perempuan dalam setiap konten acara mereka. Di sinilah media melakukan eksploitasi kepada perempuan, eksploitasi ini mencakup keseluruhan apa yang ada pada perempuan secara keseluruhan.

Untuk mempertahankan posisi di mana media memperoleh laba maksimal, media perlu memastikan bahwa perempuan di mata khalayak mempunyai citranya sendiri, di mana citra tersebut adalah citra yang dapat diterima secara universal oleh khalayak. Untuk membentuk citra itu, media sendiri yang melakukannya, di sinilah proses konstruksi terhapa citra perempuan dibentuk oleh media. Perempuan dibatasi pada garis nilai kecantikan menurut apa yang diinginkan oleh media. Perempuan cantik dibentuk secara perlahan namun terus menerus dan menjadi sesuatu yang baku diterima oleh masyarakat. Kecantikan yang mengharuskan perempuan untuk putih, langsing, bibir sensual dan memiliki daya tarik seksual bahkan mengkonstruk perempuan sendiri, maka dengan sendirinya perempuan berusaha menjadi perempuan yang dicitrakan oleh media untuk dapat diterima oleh khalayak sebagai figur artis.

Konstruksi yang dibuat oleh media juga menghilangkan batas tabu di tengah masyarakat, apa yang dulu dianggap hanya boleh dibicarakan pada ruang tertentu secara perlahan diumbar oleh media dan tanpa sadar masyarakat pun melupakan bahwa ada hal-hal tertentu yang dulunya dibatasi oleh garis etika dan moral untuk tidak diumbar di depan umum. Sikap ini tentunya akan melanggengkan media kapitalis untuk menyajikan konten acara yang di dalamnya terkandung nilai-nilai atau norma yang sudah kabur maknanya. Jadi ketika sinetron ini menayangkan pelajar smu membicarakan transaksi seks, masyarakat tidak melakukan kritikan apalagi penolakan, karena apa yang ditampilkan oleh media dianggap sesuatu yang wajar dan dianggap merupakan refleksi yang terjadi di tengah masyarakat.

Model produksi media kapitalis senantiasa menjadi diskursus di masyarakat, bahwa sesungguhnya media kapitalis hanya merefleksi apa yang ada pada masyarakat, dengan mengabaikan pendidikan moral di masyarakat itu. Sebenarnya, ketidak pedulian ini bukan hanya ada di media massa, namun merupakan konstruksi sosial besar dalam masyrakat kita saat ini. Jadi realitas media (maya) pada kenyataanya adalah juga realitas sosial, karena itu lakunya tayangan erotisme dimana tayangan tersebut menyajikan tayangan yang banyak mengumbar seks dan tubuh perempuan disebabkan karena “rusaknya” moral masyarakat itu sendiri, kapitalis hanya menggunakan event tersebut hanya untuk menyelematkan kapital mereka. Untuk merefleksi realitas sosial kedalam realitas media, terkadang media massa terlalu berlebihan.[1]

Konstruk yang dibuat oleh media secara terus menerus membuat masyarakat mengikuti dan menjadi konsumen tetap terhadap produk yang diciptakan oleh media. Konstruksi ini juga yang membuat perempuan tunduk terhadap kekuasaan media sehingga mengikuti apa saja yang diminta oleh media untuk diperankan tanpa mempertimbangkan dampak bagi si perempuan itu sendiri, serta memikirkan apakah tindakan media tersebut merupakan eksploitasi atau bukan. Pada tahapan inilah ditemukan adanya hegemoni media dalam pengeksploitasia perempuan, dalam hal ini media yang dimaksud adalah media televisi.

Proses mencari laba, dan mempertahankan aset akan terus berlangsung pada media yang memang merefleksikan kepentingan kapitalis. Untuk mempertahankan ini medi mengkonstruk apa yang diinginkan oleh masyarakat, seperti apa citra atau bentuk produk jualnya digambarkan kepada masyarakat agar masyarakat sendiri yang akan mencari produk tersebut. Dalam hal ini, produk media itu adalah perempuan. Konstrusi juga dilakukan untuk melegalkan apa yang dibuat oleh media, baik itu penayangan acara (sinetron) yang sebenarnya diluar batas etika maupun pengeksploitasian itu sendiri. Konstruksi tersebut membuat masyarakat menerima secara terus menerus apa yang diciptakan oleh media, dan menjadikan perempuan terhegemoni karena perempuan tidak melakukan penolakan atas penindasan (pengeksploitasian) oleh media.

Proses Terbentuknya Hegemoni


Terjadinya hegemoni diawali dari konstruk yang dibuat oleh media, konstruk ini melahirkan ruang-ruang di mana opini masyarakat mulai terbentuk mengenai citra. Seperti pendapat masyarakat mengenai perempuan cantik adalah yang putih, langsing, bibir sensual dan memiliki daya tarik seksual adalah bagian dari spasialisasi, dimana citra perempuan di ruang-ruangkan oleh media dan perlahan mulai tertanam di tengah masyarakat untuk perlahan beradaptasi. Proses spasialisasi yang berlangsung secara terus menerus menciptakan opini yang melekat ditengah masyarakat, dimana opini atau citra yang sebelumnya di spasialisaikan semakin melekat dan semakin diterima. Pada tahap ini citra yang dibentuk oleh media sudah dianggap merupakan sesuatu yang wajar dan memang merupakan refleksi dari kehidupan sosial yang sebenarnya. Anggapan bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang putih, langsing, bibir sensual dan memililki daya tarik seksual dianggap sebagai sesuatu yang wajar oleh masyasrakat, dan dianggap memang demikian adanya. Lalu siapa yang menolak atau tidak setuju dengan naturalisasi akan dimasukkan dalam golongan abnormal.

Menjadi satu hal yang sangat mengkhawatirkan ketika proses spasialisasi dilakukan mengenai batas tabu akan bagian tubuh perempuan yang boleh diumbar dan mana yang tidak, perlahan media mulai melakukan spasialisasi dengan menunjukan bagian tubuh perempuan, namun di legalkan atas dasar adegan tersebut memang pada tempatnya, seperti menunjukan bagian tubuh terbuka ketika di pantai atau di diskotik. Ini adalah proses spasialisasi yang perlahan sudah diterima oleh masyarakat bahwa memang untuk adegan di pantai dan diskotik boleh lebih menunjukan bagian tubuh perempuan. Lalu apakah ada yang menyadari bahwa sinetron ditayangkan tidak hanya di tempat-tempat tertentu. Tampaknya proses ini pun telah ternaturalisasi, kita bisa bayangkan bagaimana jika ada tayangan sinetron atau film yang menampilkan perempuan yang serba tertutup ketika beradegan di pantai atau diskotik, tentunya tayangan tersebut akan dianggap tidak normal oleh masyarakat.



[1] Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si., Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, dan Perayaan Seks di Media Massa, Jakarta: Prenada Media, 2003, hal 101

Cowok mapan

Gw baru balik dari boston ne. ada satu cerita pas gw disana. gw ketemu bule yang friendly banget. kumisan n pake kaos hard rock. Ni cowok nanya gw pake bahasa inggris, eh lu kesini liburan or urusan bisnis?gw jawab kalo gw liburan, nemenin cewek gw yang kuliah disini wisuda. oh berarti lu bukan cowok karir ya, gw jawab no i"m a student. tapi dia bilang kalo tampang gw dah mapan. mang kenapa kata gw? gw anti kemapanan kata dia, kenapa gitu kata gw. sekarang itu kemapanan dah bikin cewe2 gila kata dia. gw nanya lagi kenapa? cewek2 menjadikan kemapanan sebagai sesuatu yang nomor satu, bahkan mengalahkan cinta. jadi, cinta bisa dikalahkan oleh sesuatu yang tidak penting untuk mengalahkan cinta. terlalu dangkal kata dia. kenapa gitu kata gw, gw kemarin diputusin cewe yg dah pacaran ma gw lama gara2 gw gak mapan, padahaL gw tau dia masih sayang ma gw kata tuh bule. masa dia bisa menyiksa diri denghan membunuh cinta yang justru sedang merona dan tumbuh dengan banyak bumbu suburnya. dia tidak perduli betapa dia mencintai aku, dan betapa sakit rasa kehilangan akan aku. di menyayat dirinya dengan pisau yang menurutnya bisa menghantarnya pada suatu kebahagiaan. entah bagaimana rasa sakit itu aku tak tahu, begitu juga rasa sakit dan rasa ketidak percayaanku atas apa yang mencoba memenjarakan hati kami yang telah lama bersatu. lalu si bule ketawa n bilang lucu ya. waktu gw ceritain ini ke cewe gw, eh dia malah senyum n sempet bilang, kayanya...

Kamis, 03 Juli 2008

aku si buaya

kemarin gw ketemu buaya di belakang rumah. ga tau kenapa gw ga takut sama tuh buaya (mungkin sejenis kali ya, he). ga lama gw tanya ngapain tuh buaya di belakang rumah kenapa ga di kebun binatang biar diliatin banyak cewe2 n bisa bernarsis ria, or di amazon cari ikan. eh si buaya nangis, spontan gw berusaha nenangin dia, takut kalo2gw di omelin sama pak rw karena nagisin anak orang, eh anak buaya maksud gw. tuh buaya gw peluk n usap dadanya( tapi takut juga si sama giginya yang karatan gitu. eh dia malah tambah nangis, gw peluk tambah kenceng, malah tambah kenceng, gw bingung en berfikir apa ini yg nanmanya air mata buaya. ga lama tuh buaya curhat sama gw, gw itu sebelumnya buaya paling ganas yag bakalan terkam apa aja yang dideket gw trus gw makan sampe puas, denger itu gw langsung lompat kaya kodok yang diinjek ekornya (emang ada ekor kodok). eh si buaya manggil gw, tenang aja,gw lagi puasa. gw jongkok lagi n denger dia curhat. karena gw terkam apa aja, sekarng temen gw jaga jarak sama gw, kata si buaya sambil mencet idungnya yang ngeluarin cairan ijo.mereka pikir gw bakalan terkam sesama gw jug, mereka takut apa yang gw buat ke banyak mahluk lain, gw lakuin ke mereka juga. kejadiannya pas gw dugem di muara, pas asik goyang dengerin musik DJ cocodil, temen gw kabur n bilang, egh buaya jangan disini, ntar lu terkam gw lagi, spontan gw nangis tapi pura2 goyang aja, karena gw takut dibilang air mata buaya. sejak itu gw cabut dari sungai n mainnya di selokan mulu, kata si buaya. makanya waktu ada manusia peluk gw, gw terharu banget, kata buaya. gw ngangguk2 aja kaya anak ayam dapet cacing. abis itu buayanya cabut, pas gw tanya mau kemana, dia balik badan, gw mau buka puasa, jelas gw langsung kabur, sambil bilang, ampun!! kita sama2 buaya......
var curDiv = document.getElementById('ln0');
curDiv.innerHTML = convert2url(curDiv.innerHTML);
var links = curDiv.getElementsByTagName('a');
for(var i = links.length; i >= 0; --i) {
if(links[i]) links[i].innerHTML = links[i].innerHTML.substr(0,30) + "...";
}